BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Perdukunan,
sihir, alam ghaib dan sesamanya sekarang ada di mana-mana. Dalam tumbuh
kembangnya, dunia perdukunan, sihir, alam ghaib dan semacamnya atau sesamanya hadir
tak semata di tingkat akar rumput yang rata-rata berpendidikan rendah. Pun tak
semata di area yang dihuni rakyat jelata yang miskin, papa dan hidup
terbelakang. Dunia perdukunan, sihir, alam ghaib dan ilmu-ilmu semacam itu
menyentuh juga manusia yang hidup dalam kawasan elite, prestisius bahkan
borjuis. Ilmu-ilmu seperti ini telah merambah kemana pun. Menyeruak, masuk ke
alam kehidupan semua strata dan latar belakang manusia, kecuali orang-orang
yang dirahmati-Nya. Di dunia modern seperti sekarang
ini, banyak sekali orang-orang yang percaya akan adanya dukun dan ilmu-ilmu
sihir lainnya. Dukun, sihir, alam ghaib dan semacamnya
sudah tidak asing lagi bagi masyarakat kita dan kebanyakan dari kita pun begitu
percaya dengan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh para dukun
dan percaya dengan adanya ilmu-ilmu sihir tersebut. Banyak
sekali yang kita lihat, kita baca, kita dengar, kita saksikan di koran, di
majalah, di radio, di televisi maupun dalam kehidupan kita sehari-hari yang
memaparkan tentang ramalan-ramalan (termasuk ramalan
bintang) dan praktek-praktek
perdukunan dengan bebas. Ironisnya, kita sebagai seorang
muslim/muslimah begitu mudahnya terperangkap oleh tipudaya-tipudaya syaitan
tersebut. Bagaimanakah sebenarnya ilmu-ilmu tersebut dalam pandangan Islam?
Dalam ajaran
Islam, haram mendatangi dukun,
tukang ramal, tukang sihir,
menganggap sesuatu penyebab kesialan, dan memakai
jimat. Hal tersebut berdasarkan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW berikut :
Dari Shafiyah dari sebagian isteri Nabi
SAW dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang datang kepada dukun (tukang ramal),
lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat
puluh malam". (HR. Muslim juz 4, hal. 1751).
Dari 'Abdullah (bin Mas'ud), ia berkata,
"Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal,
atau dukun menanyakan sesuatu kepadanya
dan percaya kepada apa yang dikatakannya, maka sungguh dia telah kafir kepada
apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW". (HR. Thabrani dalam
Al-Kabir juz 10, hal. 76, no. 10005).
Dari Qathan bin Qabishah dari ayahnya,
ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Ramalan dengan tulisan, ramalan
dengan burung dan ramalan dengan lemparan kerikil termasuk syirik (menyekutukan
Allah)". (HR. Abu Dawud juz 4, hal. 16, no.
3907).
Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata,
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mempelajari ilmu ramalan
bintang berarti dia mempelajari satu cabang dari sihir, dan bertambah dosa
apabila dia bertambah dalam mempelajarinya". (HR. Abu Dawud juz 4, hal.
16, no. 3905).
Dari Mu'awiyah bin Hakam As-Sulamiy, ia
berkata : Aku berkata, "Ya Rasulullah, ada beberapa hal yang biasa kami
lakukan pada masa jahiliyah dahulu, yaitu kami biasa datang kepada dukun".
Rasulullah SAW bersabda, "Jangan lagi kamu datang kepada dukun".
(Mu'awiyah) berkata : Aku berkata, "Kami juga percaya pada tanda-tanda
kesialan". Rasulullah SAW bersabda, "Itu sesuatu yang
tidak disukai oleh seseorang diantara kalian, maka hal itu jangan sampai
menghalangi (mengganggu) kamu sekalian". (HR. Muslim juz 4, hal. 1748).
Dari hadits-hadits
diatas menunjukkan bahwa sihir, dukun,
tukang ramal,,
percaya hantu, jimat, mantra-mantra
dan kepercayaan-kepercayan syirik lainnya adalah dilarang agama. Sedangkan dukun
atau tukang ramal itu mengaku mengetahui
yang ghaib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang. Mereka itu hanyalah
membuat kebohongan belaka.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Dukun
Pendukunan (kahanah) adalah mengklaim mengetahui perkara
gaib lewat permohonan bantuan kepada jin. Syaikh Abdurrahman bin Hasan berkata
dalam Fath al-Majid, “Kebanyakan yang terjadi dalam hal ini ialah apa yang
diberitakan oleh jin kepada para kekasihnya dari bangsa manusia tentang
perkara-perkara gaib, yaitu berita-berita yang bakal terjadi di muka bumi, lalu
orang yang bodoh menganggapnya sebagai penyingkapan tabir dan karamah. Banyak
manusia tertipu dengan hal itu. Mereka mengira orang yang memberitakan hal itu
dari jin
sebagai wali Allah, padahal mereka adalah wali setan.”
Sebagai orang islam
kita tidak dianjurkan dan tidak boleh pergi kepada dukun.
Muslim meriwayatkan
dalam Shahih-nya dari sebagian
istri Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa
mendatangi peramal lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak
diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. Muslim no. 2186, kitab as-Salam).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa
mendatangi peramal lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak
diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. at-Tirmidzi no. 135, kitab
ath-Thaharah, Ibnu Majah, no. 659, Ahmad dalam al-Musnad, no. 9252).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad SAW
bersabda, “Barangsiapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang
dikatakannya, maka ia telah kafir keapda apa yang diturunkan kepada Muhammad.”
(HR. Abu Daud, Ahmad, dan at-Tirmidzi).
Diriwayatkan
oleh imam yang empat dan al-Hakim; ia menilai shahih berdasarkan syarat
keduanya, “Barangsiapa mendatangi dukun atau peramal lalu mempercayai apa
yang dikatakannya, maka ia telah kafir kepada apa
yang diturunkan kepada Muhammad.”
Al-Baghawi berkata, “Arraf (peramal, orang pintar) adalah
orang yang mengklaim mengetahui banyak hal lewat pendahuluan-pendahuluan untuk
mengetahui barang yang dicuri dan tempat binatang tersesat. Konon, ia adalah
dukun.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiiyah mengatakan, “Arraf adalah nama
untuk dukun, peramal perbintangan, dan sejenisnya dari kalangan yang berbicara
untuk mengetahui berbagai hal dengan jalan ini.
Ramalan bintang ialah mencari petunjuk dengan keadaan bintang
atas kejadian-kejadian di bumi. Ini termasuk perbuatan Jahiliyah, dan ini
adalah syirik besar, jika ia berkeyakinan bahwa bintang mengatur di alam
semesta ini.
2. Sihir
Sihir meliputi segala sesuatu yang
berupa jimat dan jampi-jampi yang dilakukan oleh para penyihir dengan tujuan
memberikan pengaruh kepada orang lain, dengan pembunuhan, penyakit atau
memisahkan di antara suami-istri. Ini adalah kufur, perbuatan keji dan penyakit
sosial terburuk yang harus dilenyapkan, serta membebaskan umat Islam dari
keburukannya. Sihir sebagai salah satu perbuatan kufur yang diharamkan oleh
Allah, dijelaskan di dalam surat Al-Baqarah ayat 102 tentang kisah dua
Malaikat:
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh
syetan-syetan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman
itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir).
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua
orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan:”Sesungguhnya kami
hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir’. Maka mereka mempelajari
dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan
antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak
memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah.
Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak
memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa
yang menukarkan ayat (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya
keuntungan di Akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya
dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”(Al-Baqarah:102).
Ayat yang mulia ini juga menunjukkan bahwa orang-orang
yang mempelajari ilmu sihir, sesungguhnya mereka mempelajari hal-hal yang hanya
mendatangkan mudharat bagi diri mereka sendiri, dan tidak pula mendatangkan
sesuatu kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini merupakan ancaman berat
yang menunjukkan betapa besar kerugian yang diderita oleh mereka di dunia ini
dan di Akhirat nanti. Mereka sesungguhnya telah memperjualbelikan diri mereka
dengan harga yang sangat murah, itulah sebabnya Allah berfirman :
“Dan alangkah buruknya perbuatan mereka menjual
dirinya dengan sihir itu, seandainya mereka mengetahui.”
Kita memohon kepada Allah kesejahteraan dan
keselamatan dari kejahatan sihir dan semua jenis praktek perdukunan serta
tukang sihir dan tukang ramal. Kita memohon pula kepadaNya agar kaum muslimin
terpelihara dari kejahatan mereka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan
pertolongan kepada kaum muslimin agar senantiasa berhati-hati terhadap mereka,
dan melaksanakan hukum Allah dengan segala sangsi-sangsinya kepada mereka,
sehingga manusia menjadi aman dari kejahatan dan segala praktek keji yang
mereka lakukan.
Indonesia adalah tempat yang subur untuk perdukunan. Negara
ini seolah terbelenggu dengan perdukunan. Jual tanah saja harus pergi ke dukun,
mau usahanya lancar, mau jabatannya bertahan, mau punya wibawa dan ditakuti
bawahan harus pergi ke dukun. Walaupun mungkin sebutan dukun sekarang kalah
populer dengan paranormal atau pensehat spiritual, ditambah lagi oleh mitos-mitos
yang berkembang di nusantara ini, seperti orang hamil harus membawa gunting,
angka 13 adalah angka sial, diperparah lagi oleh tayangan mistik dan klenik
yang berkembang pesat di dunia pertelevisian kita, dan ironinya mendapat
sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Dari data yang ada, sekitar 149
tayangan misteri di TV kita. Di kantor terkumpul jimat dari harga yang terendah
Rp 100 dan termahal Rp 1 milyar. Dunia sihir dan perdukunan erat kaitannya
dengan dunia jin dan setan, karenanya pada kesempatan ini perlu kiranya kita
menyimak pandangan Islam tentang dunia jin.
3. Alam Ghaib
Alam dibedakan atas alam ghaib (seperti Allah, malaikat, jin,
surga, dan neraka) dan alam tampak. Ghaib menurut bahasa berarti yang tidak
tampak. Allah-lah yang paling mengetahui kedua alam tersebut. “Dialah Allah
yang tidak ada ilah kecuali Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang tampak (QS
Al-Hasyr : 22)”. “Sesungguhnya Aku mengetahui segala yang ghaib di langit dan
di bumi dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian
sembunyikan (QS Al-Baqarah : 33)”.
Setiap manusia
diberbagai belahan dunia sadar akan adanya alam yang tidak kasat mata yang
berada diluar panca indra dan diluar batas akalnya, dunia yang seperti itu
bernama dunia gaib atau alam gaib! Sekian banyak kepercayaan
yang ada dimuka bumi ini, alam gaib itu ditempati oleh berbagai mahluk dengan
kekuatan yang tidak bisa dikuasai manuasia dan cenderung ditakuti oleh manusia.
Kenapa banyak orang
percaya kepada alam gaib, kepada seseuatu kekuatan yang dianggap lebih tinggi
darinya serta mahluk-mahluk yang tidak dapat dikuasainya? Mengapa manusia
melakukan berbagai tindakan dengan cara yang beraneka ragam untuk mencari
hubungan dengan kekuatan dan mahluk-mahluk alam gaib tersebut? Sebenarnya
beberapa hal diatas sudah sejak lama menjadi objek pikiran, objek perhatian dan
bahkan objek penelitian para ahli pikir, khususnya para ahli antropologi.
Alam gaib dapat
dihadapi manusia dengan berbagai macam perasaan seperti cinta, hormat, bakti,
ngeri tetapi juga rasa takut maupun merupakan campuran dari berbagai macam
perasaan tersebut. Untuk kemudian, perasaan mendorong manusia untuk melakukan
berbagai macam perbuatan yang bertujuan mencari hubungan dengan alam gaib, yang
disebut dengan religi/ religious atau keagamaan (agama).
Sebagaimana yang kita
ketahui bersama, manusia selalu berupaya untuk memecahkan soal masalah dengan
akal dan sistim pengetahuannya. Meski demikian, pengetahuan manusia tetap saja
ada batas-batasnya. Semakin maju tingkat kebudayaan manusia makin luas batas
akal manusia kendati dibanyak kebudayaan batas akal manusia masih sempit.
Sehingga soal permasalahan hidup manusia yang tidak mampu dipecahkan dengan
akal pengetahuan, bersolusi dengan ilmu gaib atau magi/ magic.
Akar magic merujuk pada kepercayaan akan adanya alam lain yang bisa dikuasai
untuk tujuan tertentu, misalnya:
- Menyembuhkan orang sakit dengan
tata cara yang tidak lazim sewajarnya,
- Atau bahkan membuat celaka orang
lain atau lawan tanpa melakukan kontak fisik, tetapi dengan melakukan
tindakan tertentu dari jarak jauh.
Ilmu gaib merupakan teknik atau tata cara kompleks
yang banyak digunakan manusia untuk mempengaruhi alam sekitar sedemikian rupa sehingga
turut pada kehendak dan tujuan yang diinginkan. Terkait hal ini, para ahli
Antropologi berpendapat bahwa ilmu gaib hanya memiliki dua dasar, yaitu:
·
Percaya pada kekuatan sakti (kekuatan yang diluar
kemampuan manusia),
·
Hubungan Asosiatif.
Merujuk pada dua dasar ilmu gaib menurut para ahli
antroplogi diatas, lebih lanjut lagi para ahli tersebut mengklasifikasikan ilmu
gaib atas empat macam menurut fungsinya, yakni:
- Ilmu Gaib Produktif.
Meruapakan klasifikasi ilmu gaib/ meliputi segala perbuatan ilmu gaib yang
erat hubungannya dengan aktivitas produksi. Contohnya pada produksi
bertanam pada masyarakat petani. Seringkali diadakan upacara-upacara yang
berkaitan dengan penebangan pohon untuk membuat lading, penanaman padi,
dsb.
- Ilmu Gaib Penolak.
Merupakan klasifikasi ilmu gaib yang segala aktivitas perbuatannya untuk
menolak (menghindari) bencana, contohnya ilmu gaib untuk menyembuhkan
penyakit,
- Ilmu Gaib Agresif.
Merupakan klasifikasi ilmu gaib yang segala tindakannya untuk menyerang,
merugikan dan bahkan untuk membunuh orang.
- Ilmu Gaib Meramal.
Mencakup segala aktivitas ilmu gaib untuk meramalkan sesuatu berdasarkan
perhitungan-perhitungan. Perhitungan dan meramalkan, di Indonesia biasanya
ditulis dalam buku-buku (kitab) gaib yang dikenal dengan nama primbon.
Pentingya ilmu gaib meramal – bagi yang memercayai dan menggunakannya –
adalah misalnya dalam rangka pengambilan keputusan utama dalam kehidupan
sehari-hari misalnya ketika hendak menamam, saat mendirikan rumah, mencari
pencuri, dsb.
Apakah kamu sudah tau prediksi togel mbah jambrong yang terbaru? bila belum baca Prediksi Togel HKG
ReplyDelete